Tak hanya itu, acara ini juga semakin semarak dengan diadakannya Festival Mengetik Huruf Bali menggunakan komputer/laptop, serta Seminar Bahasa Bali. Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan panggung apresiasi sastra, seperti Drama Gong “Ketemu Ring Tampaksiring” oleh Sanggar Seni Mudra Petang.
Selanjutnya digelar pula Dramatari Utara Kanda “Kesucian Sang Dewi” dari Widya Sabha Kabupaten Badung, dan Musikalisasi Puisi Bali Modern dari Komunitas Seni Budang Bading Badung, Bondres Inovatif STI Bali, Celekontong Mas. Kemudian, Pameran Lontar, Pameran Buku Bahasa Bali koleksi Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Pameran Usada, pameran kerajinan tradisional Bali, serta pengobatan gratis dari Gotra Pangusada Bali.
Festival Bulan Bahasa Bali VI tahun 2024 tersebut diikuti 355 peserta dari sejumlah desa yang ada di Kabupaten Badung. Adapun lomba menulis huruf Bali tingkat SD diikuti 67 peserta, lomba menulis lontar tingkat SMP diikuti 43 peserta, lomba membaca lontar 38 peserta, lomba bercerita Bahasa Bali PKK 51, lomba debat Bahasa Bali tingkat SMA/SMK 27 siswa, sedangkan lomba pidato pengurus Desa Adat 15 peserta.
Selanjutnya, seminar Bahasa Bali diikuti oleh 69 peserta, serta mengetik huruf Bali di komputer diikuti sebanyak 45 peserta. Nantinya, peserta yang mendapatkan juara pertama dari masing-masing ketegori lomba akan mewakili Kabupaten Badung di ajang lomba tingkat Provinsi Bali.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat I Nyoman Sujendra menyampaikan ucapan terima kasih atas dilaksanakannya kegiatan Festival Bulan Bahasa Bali VI tahun 2024 di Kabupaten Badung. Menurutnya, gelaran ini merupakan suatu wahana atau wadah dalam rangka melestarikan Bahasa dan Sastra kepada generasi muda.
"Karena generasi muda menjadi garda terdepan dalam pelestarian seni dan budaya. Jangan sampai kita tergerus oleh budaya orang lain. Ini merupakan langkah yang sangat positif diadakan bulan Bahasa apalagi di masing desa adat sudah dilaksanakan. Semoga ke depannya bulan Bahasa Bali tetap dilaksanakan, serta apa yang menjadi local genius di masing-masing Desa Adat bisa kita angkat dan dilestarikan,” ujarnya.
Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait