Desa Sidetapa dihuni oleh orang Bali Aga, salah satu sub suku bangsa Bali yang menganggap mereka sebagai penduduk asli Pulau Bali. Bali Aga disebut juga Bali pegunungan atau orang gunung.
Peninggalan leluhur Desa Sidetapa yang berumur ratusan tahun masih terlihat hingga kini. Salah satunya rumah adat kuno yang disebut Bale Gajah Tumpang Salu. Rumah adat itu masih berdiri hingga kini dan menjadi salah satu rumah adat tertua di Bali.
Berada di ketinggian membuat Desa Sidetapa memiliki pemandangan indah dan menjadi salah satu tujuan wisata hingga banyak wisatawan lokal maupun mancanegara datang ke desa ini.
Desa Tenganan berjarak 78 Km dari Kota Denpasar tepatnya di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Disebut juga sebagai Tenganan Pegringsingan dan dikenal sebagai desa kuno di Bali karena dihuni oleh suku Bali Aga.
Penduduk Desa Tenganan menganut agama Hindu. Namun berbeda dengan Hindu pada umumnya di Bali, karena kehidupan di Desa Tenganan mencerminkan Hindu era Kerajaan Majapahit.
Salah satu yang unik dari Desa Tenganan adalah tradisi Mekare-kare atau perang pandan. Tradisi in merupakan upacara persembahan untuk menghormati para leluhur dan Dewa Indra yang merupakan Dewa Perang.
Dewa Indra adalah sosok yang berperang melawan Maya Denawa, keturunan raksasa yang sakti dan sewenang-wenang menjadi raja dengan melarang rakyatnya menyembah Tuhan.
Penduduk Desa Tenganan tidak mengenal kasta dan meyakini Dewa Indra sebagai dewa dari segala dewa.
Perang Pandan atau Mekare-kare dirayakan pada bulan ke-5 dalam kalender Bali. Perayaan berlangsung selama dua hari. Jika ingin menyaksikan tradisi unik ini, datanglah di saat waktu yang tepat.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait