Bade raksasa setinggi 20 meter dengan bobot 20 ton digunakan di upacara Pelebon jenazah I Gusti Ngurah Alit Yudha. (Foto: Bagus Alit)

Bagi keluarga besar Puri Carangsari, upacara Pelebon ini pernah digelar saat meninggalnya penglingsir puri, yakni I Gusti Ngurah Rai pada 80 tahun silam. 

Dia meninggal dalam pertempuran menghadapi penjajah Belanda dan disematkan gelar Brigjen Anumerta.

Pelebon bagi masyarakat Bali adalah pembakaran jenazah atau kremasi yang merupakan proses pnyucian untuk mengembalikan lima unsur tubuh manusia ke asalnya atau Panca Maha Bhuta. Terdiri atas air, api, angin, tanah dan udara.

Upacara Pelebon jenazah I Gusti Ngurah Alit Yudha. (Foto: Bagus Alit)

Jenazah I Gusti Ngurah Alit Yudha sebelum dikremasi terlebih dahulu dinaikkan ke bade raksasa tumpang sembilang setinggi 19 meterdengan lebar 7 meter dan berbobot 5 ton.

Selain berukuran raksasa, bade tersebut memiliki ornamen mewah. Pengerjaan bade menghabiskan waktu selama satu bulan oleh puluhan orang dengan menghabiskan 300 batang bambu petung dan bambu tiing ukuran besar. 

Setelah jenazah berada di atas bade, ribuan orang kemudian mengangkatnya secara bergantian atau estafet ke Setra Desa Adat Carangasari.

Setibanya di Setra, jenazah diturunkan dari bade dan digoton keluarga untuk berputar selama tiga kali mengelilingi area permakaman.

Prosesi dilanjutkan dengan Apel Persada sebagai penghormatan terakhir dan diikuti dengan doa bersama. Setelah itu jenazah dibakar atau dikremasi yang menjadi puncak upacara Pelebon.


Editor : Reza Yunanto

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network