JAKARTA, iNews.id - Asal usul Buleleng dan Singaraja menarik untuk diketahui. Sebuah cerita rakyat di Bali mengisahkan asal usul Buleleng dan Singaraja.
Berikut kisahnya dikutip dari akun YouTube Dongeng Kita.
Asal usul Buleleng dan Singaraja
Dahulu kala, Pulau Bali dipimpin seorang raja bernama Sri Bagening. Dia memiliki permaisuri bernama Ni Luh Pasek. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama I Gede Pasekan.
Saat masih anak-anak, Gede Pasekan dititipkan kepada Ki Jelantik Bogol yang mengasuhnya dengan kesabaran dan penuh rasa sayang seperti anak sendiri.
Gede Pasekan kemudian tumbuh sebagai pemuda. Meski turunan bangsawan dan anak seorang raja, Gede Pasekan sangat dekat dengan rakyatnya. Hampir tiap hari dia pergi sendirian ke berbagai tempat untuk bergaul dengan rakyat.
Ketika berusia 20 tahun, ayahnya raja Sri Bagening memanggil Gede Pasekan. Dia mendapat perintah dari ayahnya.
"Kini kamu sudah dewasa, sekarang pergilah ke Desa Panji," kata Sri Bagening.
"Ayah kenapa aku harus pergi ke desa itu?" tanya Gede Pasekan.
"Karena di sanalah tempat lahir ibumu," ujar sang raja.
Raja mengatakan Gede Pasekan akan dibekali dua pusaka untuk menuju Desa Panji. "Aku berikan dua pusaka yatu keris Ki Baru Semang dan tombak Ki Tunjung Tutur," ujar raja.
Gede Pasekan lalu berangkat dan berjalan sendirian menuju Desa Panji. Dia berpakaian seperti orang kebanyakan selama perjalanan. Meski sendirian, dia merasa tak takut karena membawa dua pusaka kerajaan.
Berhari-hari dia terus berjalan tanpa rasa lelah. Namun, malam itu dia beristirahat di bawah pohon besar.
Saat itu, sepasang mata besar dan menyala mengawasinya saat tertidur. Gede Pasekan pun terbangun karena terkejut karena tiba-tiba saha sudah berada di pundak raksasa.
"Siapakah engkau? Kenapa engkau membawaku?" kata Gede Pasekan kepada raksasa.
Namun raksasa itu hanya diam dan terus berjalan ke tempat yang tinggi. Ternyata, raksasa itu membawa Gede Pasekan ke bukit. Mereka melihat gunung menjulang dan lautan luas di hadapan mereka.
"Dari arah selatan ke utara itulah kelak yang akan menjadi wilayah kekuasaanmu," ujar raksasa kepada Gede Pasekan.
Dia lalu menurunkan Gede Pasekan dari pundaknya, dan kemudian pergi melangkah jauh hingga menghilang.
Sambil memikirkan apa yang diucapkan raksasa itu, Gede Pasekan terus berjalan hingga akhirnya sampai ke Desa Panji tempat kelahiran ibunya.
Di desa itu, dia berjalan-jalan ke pantai. Dari kejauhan, dia melihat kapal besar kandas di antara karang.
Ketika sedang termenung melihat kapal dari kejauhan, tiba-tiba seseorang menghampirinya.
"Ki sanak, apakah aku bisa minta tolong?" ujar orang yang mengenalkan diri sebagai nakhoda kapal.
"Aku adalah nakhoda. Dengan kapal kecil aku turun ke pantai untuk mencari pertolongan," ujarnya.
Nakhoda mengatakan, semua penumpang masih berada di dalam kapal. Dia sudah meminta banutan kesana-kemari tapi tidak ada yg bisa menolongnya.
"Jika bisa menolongku, separuh harta di kapal itu akan aku berikan kepada ki sanak," ujar nakhoda kepada Gede Pasekan.
"Baiklah, aku akan mencobanya," tutur Gede Pasekan.
Dia lalu duduk bersila sambil melihat kapal. Tak berapa lama, angin tiba-tiba berembus dan ombak perlahan membawa kapal terbebas dari karang.
Kapal pun bisa berlayar kembali. Nakhoda pun tak mengingkari janjinya. Dia memberi sebagian harta dalam kapal ke Gede Pasekan.
Sejak saat itulah, dia bergelar I Gusti Panji Sakti. Dengan harta dari pelaut itu, dia kaya raya.
Seiring waktu, wilayah yang dikuasai Gede Pasekan semakin luas. Dia membngun istana megah yang banyak ditumbuhi pohon buleleng. Wilayah itu kemudian dinamakan Kerajaan Buleleng.
Sedangkan istana megah yang dibangun Gede Pasekan diberi nama Singaraja, yang artinya raja perkasa layaknya singa.
Itulah cerita rakyat di Bali tentang asal usul Buleleng dan Singaraja.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait