Rumah adat Bali memiliki ciri khas dan keunikan. (Foto: IG @budaukir_)

JAKARTA, iNews.id - Rumah adat Bali memiliki fungsi dan keunikan yang khas. Dibangun dengan filosofi dan tradisi Hindu Bali serta Jawa kuno.

Selain berfungsi sebagai tempat tinggal juga merupakan tempat ibadah dan upacara adat.

DC Tyas dalam buku Rumah Adat Indonesia (2010) mengatakan, rumah adat Bali dibangun menggunakan aturan Asta Kosala Kosali.

Sebuah aturan yang kurang lebih mirip dengan Fengshui dalam tradisi Tionghoa.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyebut Asta Kosala Kosali diterapkan menggunakan anatomi tubuh manusia. 

Apa saja rumah adat Bali? Berikut ulasannya.

Rumah Adat Bali

Warga Hindu Bali. (ANTARA)

1. Aling-Aling

Aling-aling adalah bagian rumah adat Bali yang terletak di Pulau Seribu Pura dengan bangunan rumah yang berfungsi sebagai pembatas antara luar dan angkul-angkul. 

Aling-aling berarti energi positif dan baik untuk keharmonisan rumah. Rumah adat satu ini juga biasanya menjadi pembatas antara angkul-angkul dengan tempat ibadah. 

Pada bangunan ini terdapat dinding pembatas berupa batur dengan tinggi kurang lebih 150 cm yang biasa disebut penyeker. 

Aling-aling identik sebagai privasi pemilik rumah karena tamu yang datang harus menyamping ke kiri bila masuk rumah dan ke samping kanan bila keluar rumah. 

2. Angkul-Angkul

Bangunan ini identik dengan rumah-rumah masyarakat Bali yang bentuknya seperti Candi Bentar dan letaknya berada di depan bangunan rumah yang berfungsi sebagai pintu masuk. 

Angkul-angkul memiliki atap penghubung yang terbuat dari rumput kering. Namun, seiring berjalannya waktu kini sudah banyak yang menggantinya dengan genteng dan terdapat ukiran pada dindingnya. 

Pasangan pengantin Bali. (Foto: ist)

3. Bale Manten

Di rumah adat Bali, Bale Manten memiliki bentuk bangunan persegi panjang yang terletak di sebelah utara bangunan utama serta terdapat dua ruangan, yakni bale kanan dan bale kiri. 

Biasanya Bale Manten ini diperuntukan untuk kepala keluarga atau anak perempuan yang belum menikah atau masih perawan. Ini merupakan bentuk perhatian keluarga kepada anak gadis agar kesuciannya terjaga. 

4. Bale Dauh

Bale Dauh merupakan rumah adat Bali yang berbentuk bangunan untuk menerima tamu dan juga sebagai tempat tidur anak remaja laki-laki. Letaknya di bagian barat rumah utama dengan ketinggian lantai yang lebih rendah dari Bale Manten. 

Keunikan dari Bale Dauh ini adalah jumlah tiang yang berbeda antara satu rumah dengan rumah lainnya, serta memiliki sebutan khusus untuk jumlah tiang tersebut. 

Tiang berjumlah 6 disebut sakenem. Tiang berjumlah 8 adalah sakutus atau antasari, dan jika jumlah tiangnya 9 disebut sangasari. 

5. Bale Sekapat

Bale Sekapat adalah bagian dalam rumah adat Bali yang berfungsi sebagai tempat bersantai seluruh anggota keluarga.

Keunikan rumah adat Bali ini adalah adanya empat buah tiang yang berfungsi sebagai penyangga dan atapnya berbentuk pelana.

Dengan adanya bangunan ini, diharapkan agar memiliki hubungan keluarga yang lebih akrab dan harmonis.

6. Bale Gede

Bale Gede merupakan bagian rumah adat Bali yang berfungsi sebagai tempat berkumpul dan tempat menyajikan makanan khas Bali yang digunakan untuk upacara adat. 

Letaknya ada di sebelah timur rumah utama dengan posisi lantai yang lebih tinggi dari Bale Manten. Keunikannya terdapat jumlah tiang sebanyak 12 sebagai penyangga dan lebih sering disebut dengan sakaroras. 

Bale Gede berbentuk persegi panjang dengan ukuran lebih besar dari bangunan rumah adat. Fungsi lainnya dari rumah adat ini adalah sering digunakan sebagai tempat membuat patung atau ukiran adat bali, serta tempat merajut pakaian.  

7. Klumpu Jineng

Klumpu Jineng memiliki desain bangunan panggung dengan atap dan dinding luar yang tertutup jerami kering. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan bahan makanan pokok, seperti padi, sagu, jagung, dan lainnya. 

Bagian dalam rumah adat bali ini hanya terdapat di beberapa daerah saja dan sebagai penanda bahwa pemilik rumah adalah seorang petani. 

Saat ini Klumpu Jineng sudah dimodernisasi dengan dibangun menggunakan bahan-bahan bangunan yang lebih kokoh dibanding menggunakan kayu seperti jaman dulu.

8. Pura Keluarga

Pura Keluarga adalah rumah adat Bali yang dipakai untuk beribadah. Warga Bali yang beragama Hindu wajib memiliki ini di rumahnya baik dalam bentuk kecil maupun besar.

Selain untuk beribadah, Pura Keluarga juga disebut sebagai pemerajan atau sanggah. Penempatan Pura Keluarga di area timur laut rumah.

Umat Hindu Bali bersembahyang di pura. (ANTARA)

9. Pawarengan

Rumah adat Bali terakhir adalah Pawarengan. Berfungsi untuk menyimpan dan mengolah makanan atau bisa juga disebut sebagai dapur. 

Biasanya Pawarengan terbagi atas dua bagian, satu untuk memasak, dan satunya lagi untuk menyimpan bahan makanan dan peralatan dapur dan memasak. Letaknya di bagian selatan atau timur laut rumah.

Itu dia rumah adat Bali beserta fungsi, keunikan dan makna filosofinya.


Editor : Reza Yunanto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network