Pahlawan Nasional dari Bali, salah satunya I Gusti Ngurah Rai. (Foto: Istimewa).

4. I Gusti Ngurah Made Agung

Merupakan Raja Badung VII yang ikut memerangi penjajahan Belanda dalam perang Puputan Badung (1902–1906). I Gusti Ngurah Made Agung merupakan putra dari Raja Badung V I Gusti Gede Ngurah Pemecutan dan Ida Tjokorda Gde Ngurah Pemecutan. Kelahiran Denpasar, 5 April 1876.

Pada 22 September 1906, I Gusti Ngurah Made Agung gugur setelah habis-habisan melawan Belanda. Dia mendapatkan gelar kehormatan Ida Betara Tjokorda Mantuk Ring Rana, yakni raja yang gugur di medan perang.

5. I Gusti Putu Wisnu

Pahlawan Nasional Bali kelahiran Klungkung 1919. I Gusti Putu Wisnu bersekolah di HIS di Klungkung, Bali. Setelah tamat, dia melanjutkan pendidikan di MULO di Malang, Jawa Timur.

Pada awal 1944, I Gusti Putu Wisnu memutuskan bergabung menjadi Tentara Pembela Tanah Air (PETA). Dia mengikuti pendidikan militer di Banyumala, Singaraja. Setelah itu, I Gusti Putu Wisnu ditugaskan ke Kediri, Tabanan.

Setelah kemerdekaan, I Gusti Putu Wisnu bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dia diangkat sebagai Komandan Batalyon I TKR Sunda Kecil. 

I Gusti Putu Wisnu ikut serta dalam perang Puputan Margarana pada 20 November 1946. Dia bersama pasukannya mati-matian melawan Belanda yang hendak kembali menguasai Indonesia. I Gusti Putu Wisnu bersama I Gusti Ngurah Rai gugur bersama dalam pertempuran tersebut.

Untuk mengenang perjuangannya, nama I Gusti Putu Wisnu diabadikan menjadi Bandara Letkol Wisnu di Gerokgak, Buleleng, Bali. 

6. Dewa Agung Istri Kanya

Perempuan Pahlawan Nasional asal Bali yang memerintah Kerajaan Klungkung pada 1849. Saat Dewa Agung Istri Kanya memerintah, Belanda melancarkan serangan di bawah pimpinan Jenderal AV Michiels.

Dewa Agung Istri Kanya dijuluki Raja Berkepala Batu oleh Belanda karena sikapnya yang feminis dan tangguh. Dia mampu memimpin pasukannya melawan penjajah. Belanda kewalahan menahan serangan balik Dewa Agung Istri Kanya. 

Kerajaan Klungkung aman dan tidak jadi jatuh ke tangan Belanda. Namun, puluhan tahun setelah kepemimpinan Dewa Agung Istri Kanya, Kerajaan Klungkung baru bisa dikuasai Belanda tahun 1908.

7. Untung Surapati

Bernama asli Surawiraaji, lahir di Bali pada 1660. Untung Surapati merupakan seorang budak perwira VOC. Saat berusia 20 tahun, Untung menjalin asmara dengan Suzane, putri perwira VOC yang menjadi atasannya. Akibatnya, dia dijebloskan ke dalam penjara.

Untung berhasil meloloskan diri dan berakhir menjadi buronan. Dia bertemu Kapten Ruys, pemimpin benteng Tanjungpura dalam pelariannya. Untung Surapati diberi tawaran pekerjaan untuk menjemput putra Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Purbaya.

Untung dilatih militer dan diangkat sebagai letnan. Dia kemudian turut terlibat dalam pertempuran melawan VOC. Sebanyak 74 orang pasukan VOC termasuk sang kapten terbunuh saat melawan Untung dan pasukannya.

Untung Surapati menguasai Pasuruan dengan izin dari Sultan Amangkurat II. Dia diangkat menjadi Bupati Pasuruan yang bergelar Tumenggung Wiranegara. Namun, pada 1706 terjadi serangan dari VOC dan Mataram ke Pasuruan yang menewaskan Untung.

Berdasarkan SK Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975, Untung Surapati ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia.


Editor : Kurnia Illahi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network