Payas Agung untuk Pria
Pakaian Payas Agung yang digunakan oleh para pria terdiri dari kemben, kampuh dan umpal yang motifnya keemasan. Aksesoris yang dikenakan para pria akan membawa senjata berupa sebilah keris yang dihiasi batu mulia.
Keris ini melambangkan tentang kekuatan, sehingga akan menambah kesan gagah berani bagi para pria. Aksesoris lainnya ada delang kana, gelang naga, subeng dan badong.
Sama seperti para perempuan, ketika menggunakan baju payas agung para pria juga menggunakan hiasan kepala berupa hiasan destar atau udeng yang terbuat dari kain khas Bali.
2. Payas Madya
Pakaian adat Bali selanjutnya, yaitu Payas Madya khusus dikenakan saat melakukan upacara atau persembahyangan ke pura. Pada pria dan perempuan, baju adat Bali Madya memiliki filosofi yang berbeda.
Secara umum, pakaian adat ini mengemban konsep tapak dara atau Swastika. Penjabarannya sebagai berikut:
- Leher ke kepala disebut Dewa Angga.
- Pusar ke leher disebut Manusa Angga.
- Bawah pusar ke kaki disebut Butha Angga.
Payas Madya untuk Perempuan
- Kebaya tersebut disesuaikan dengan kemeja dari baju Payas Madya si pria.
- Kemben, dililit dari kanan ke kiri yang melambangkan penyeimbang bagi laki-laki.
- Bulang atau stagen, yang melambangkan simbol rahim agar wanita bisa mengontrol emosinya.
- Selendang yang diikatkan di pinggang. Selendang ini sebagai simbol badan yang sudah terbagi dua, yakni Manusa Angga dan Butha Angga.
- Gaya rambut perempuan yang belum menikah, yakni pusung gonjer, sedangkan untuk yang sudah menikah menggunakan model sulinggih.
Payas Madya untuk Laki-Laki
- Udeng, yakni kain penutup kepala. Kain ini akan diikat dari dua sisi ujung kanan dan kiri, masing-masing sisinya melambangkan sisi positif dan negatif yang saling bertemu dan keduanya akan menjadi netral. Di Bali ada tiga jenis udeng yakni udeng jejateran, udeng kepak dara dan udeng beblatukan.
- Kemeja, ada putih yang bermakna kesucian, ketika dipakai saat sembahyang sedangkan kemeja hitam melambangkan duka/berkabung dan digunakan saat menghadiri upacara ngaben.
- Kamben, yakni kain panjang untuk menutupi pinggang hingga sejengkal di atas telapak kaki. Kemben dililit dari kiri ke kanan melambangkan kebenaran.
Posisi kemben sejengkal di atas telapak kaki melambangkan tanggung jawab. Ujung kain yang menyentuh tanah melambangkan kejantanan dan bakti terhadap ibu pertiwi.
3. Payas Nista
Pakaian adat ini disebut Payas Nista biasa digunakan masyarakat Bali untuk beraktivitas sehari-hari. Dibandingkan dengan baju payas agung dan payas madya baju payas nista adalah baju yang tingkatannya paling rendah.
Para pria mengenakan kemeja putih, kamen dan oleh aksesoris udeng. Sedangkan para wanitanya mengenakan kebaya putih, selendang dan kamen. Ciri khas dari baju ini yaitu berwarna putih.
Ciri khas Pakaian Adat Bali
Ciri khas pakaian Bali, yaitu dominan dengan warnanya yang putih bersih. Pemakainya mengenakan udeng dan kamen untuk pria, serta selendang dan kamen pada perempuan. Apa pun tingkatan pakaian ini secara adat, ketiga pakaian adat Bali ini tetap cantik saat dikenakan
Konsep Pakaian adat Bali
Konsep Pakaian adat Bali merupakan tapak dara atau swastika yang terdiri dari tiga bagian atau tri angga. Pertama, yaitu dewa angga, yaitu bagian dari leher sampai kepala. Kedua, yaitu manusa angga, yaitu bagian atas pusar sampai leher.
Ketiga, yaitu butha angga, yaitu bagian pusar sampai bawah. Nah, demikian penjelasan mengenai tiga jenis pakaian adat Bali.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait