Tremor Mulai Menurun, Gunung Agung Ditutupi Asap Putih
KARANGASEM, iNews.id – Pascaletusan freatik Gunung Agung, Selasa sore yang ditandai keluarnya asap solfatara berwarna kelabu disertai hujan abu berintensitas tipis, kini kondisinya berangsur-angsur kembali berwarna putih dengan intensitas tebal. Rabu pagi (22/11/2017), intensitas dan amplitudo gempa tremor yang sempat terus-menerus terjadi juga mulai menurun.
Dari pos pantau Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, Rabu pagi, secara visual Gunung Agung tampak jelas meskipun sebagian terselimuti awan. Letusan freatik yang terjadi sejak Selasa sore juga masih bisa terpantau dengan munculnya kepulan asap solfatara, dengan ketinggian mencapai 700 meter dari puncak gunung tertinggi di Bali itu.
Namun, asap solfatara yang sebelumnya berwarna kelabu, kini sudah berangsur-angsur kembali berwarna putih. Hal ini mengindikasikan hujan abu yang sempat melanda sejumlah wilayah zona merah juga mulai berkurang. Dari pengamatan PVMBG, letusan freatik yang terjadi Selasa sore pukul 17.05 Wita hingga pukul 21.00 Wita.
Kabid Mitigasi PVMBG Gede Suantika memaparkan, sesuai alat pendeteksi gempa, tingkat kegempaan dalam kurun waktu enam jam terakhir dari pukul 00.00 Wita sampai 06.00 Wita juga mulai turun. Meski demikian, dalam kurun waktu tersebut masih terekam terjadinya embusan dan gempa tremor yang mengindikasikan aktivitas vulkanik dalam perut gunung masih sangat tinggi.
Angin bertiup lemah ke arah timur sementara kegempaan yang terjadi berupa embusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 2,5 mm berdurasi 50 detik. Tremor nonharmonik sebanyak dua kali dengan amplitudo 1 sampai 5,5 mm dan durasi mencapai 240-780 detik. Vulkanik dangkal tercatat sebanyak lima kali dengan amplitudo 1-2 mm. Tektonik lokal sebanyak satu kali dengan amplitudo 4 mm dan tektonik jauh sebanyak tiga kali dengan amplitudo mencapai 14 mm dengan durasi 35 sampai 135 detik.
“Dengan kondisi tersebut, status Gunung Agung masih kami pertahankan di level tiga atau Siaga. Kami mengamankan zona rawan bahaya dalam radius 6 kilometer (km) dan perluasan sektoral sejauh 7,5 km dari puncak kawah Gunung Agung ke arah barat daya, selatan, tenggara, timur laut, dan utara,” paparnya.
Editor: Maria Christina