Terjebak Air Laut Pasang di Uluwatu Bali, 13 Mahasiswa Dievakuasi Tim SAR
DENPASAR, iNews.id - Basarnas Bali menyelamatkan 13 mahasiswa Universitas Warmadewa yang terjebak air laut pasang di Pantai Suluban, Uluwatu, Kuta, Bali. Penyelamatan mahasiswa dilakukan tim Basarnas setelah air surut.
"Begitu laporan diterima, kami segera berangkatkan 8 orang personil menuju lokasi, sementara koordinasi juga sudah dilakukan dengan pihak terkait lainnya," ujar Kepala Basarnas Bali, Gede Darmada, Minggu (15/11/2020).

Darmada mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (14/11/2020) sore sekitar pukul 16.00 WITA. Belasan mahasiswa yang sedang berlibur itu tidak sadar ketika air laut sudah pasang dan hingga pukul 19.30 WITA terjebak.
Darmada mengatakan, sekitar pukul 21.45 WITA, tim Basarnas Bali tiba di Pantai Suluban, Uluwatu. Untuk bisa mengakses lokasi, tim SAR gabungan yang turun ke lokasi harus membungkuk melewati bebatuan karena kondisi air sedang pasang tinggi.
Setelah memastikan keselamatan seluruh korban, tim SAR memutuskan untuk melakukan evakuasi menunggu air laut surut.
"Sudah dipastikan posisi 13 orang taget dalam keadaan aman, maka kami bicarakan dengan pihak keluarga serta tim lainnya dan diputuskan upaya evakuasi menunggu air surut," ujarnya
Selanjutnya...
Saat air surut sekitar pukul 00.20 WITA, tim SAR akhirnya melakukan evakuasi 13 mahasiswa yang terjebak air laut pasang itu. Selanjutnya 13 mahasiswa itu diserahkan ke keluarga masing-masing.
Identitas 13 mahasiswa yang terjebak air laut pasang yakni: Anggi Ritania (P/19), Tri Permana (L/20), Putri Budiantari (P/20), Ayu Suciningsih (P/19), Dhea Shavira (P/19), Puspa Meitriyana (P/19), Nia Krisna (P/19), Anandita (P/19), Aprilia (P/19), Ayu (P/20), Tami (P/19), Bagus (L/19), Jaya (L/19).
Darmada mengatakan, selama operasi SAR berlangsung turut melibatkan unsur SAR dari berbagai pihak. Selain Basarnas Bali, juga ikut bergabung dalam upaya pencarian yaitu Dit SAR Samapta Polsa Bali, Polsek Kuta Selatan, BPBD Badung, Babinsa Desa Pecatu, Babinkamtibmas Desa Pecatu, Balawista Badung, Pecalang Desa Pecatu, Indonesian Escorting Ambulance, termasuk masyarakat setempat.
Dia mengimbau agar masyarakat yang beraktifitas di alam bebas memerhatikan juga keselamatan diri. Selain itu, dia menyarankan agar aktifitas di alam bebas menghindari waktu yang terlalu malam karena jarak pandang semakin terbatas dan berisiko.
"Jika lalai alam bisa membahayakan bagi manusia, kita harus bisa mengenali kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi," ujarnya.
Editor: Reza Yunanto