Pusat Vulkanologi Intensifkan Pemantauan Gunung Agung dengan Drone
KARANGASEM, iNews.id - Pasca letusan freatik Gunung Agung, Selasa, 21 November 2017, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kian mengintensifkan pemantauan dengan menggunakan berbagai metode dan peralatan. Salah satunya dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone) untuk memastikan kondisi terkini kawah gunung tertinggi di Bali itu.
Berdasarkan pengamatan PVMBG melalui drone, Asap tebal terlihat telah menutupi hampir seluruh areal kawah berdiameter 900 meter tersebut. Hembusan asap diketahui bersumber dari rekahan kawah.Akibatnya, petugas kesulitan menganalisa kandungan gas yang ada didalamnya. Termasuk pertambahan luas rekahan yang terjadi. Oleh karena itu, rencananya Kamis (23/112017) ini, tim PVMBG akan kembali menerbangkan pesawat tanpa awak tersebut.
Kepala PVMBG, Kasbani menjelaskan, secara visual, kondisi Gunung Agung yang teramati sampai Kamis pagi, masih mengeluarkan asap dengan intensitas sedang dan tebal dengan dominasi warna putih. “Warna putih mengindikasikan kandungan asap tersebut masih lebih banyak uap air. Sedangkan ketinggianya, diperkirakan berkisar 500 hingga 700 meter diatas puncak gunung,” ujar Kasbani.
Sementara itu, untuk tingkat kegempaan dalam periode enam jam terakhir, gempa vulkanik dalam maupun gempa vulkanik dangkal relatif masih sangat rendah. Hanya saja, pasca letusan freatik, gempa tremor terus-menerus terjadi dengan amplitudo berkisar 2-5 milimeter. “Durasi gempa rata-rata mencapai dua jam hingga empat jam,” imbuh Kasbani.
Untuk itu, PVMBG tetap merekomendasikan, status gunung agung masih berada di level siaga. “Zona rawan bencana dalam radius enam kilometer dan perluasan sektoral tujuh setengah kilometer dari kawah Gunung Agung harus tetap dikosongkan,” ucapnya.
Editor: Himas Puspito Putra