Polwan Pasang Foto Putin di Komputer Diperiksa Internal, Ternyata Keturunan Rusia

STOCKHOLM, iNews.id - Aksi seorang polisi wanita (polwan) memasang foto Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai screensaver di komputer berbuntut panjang. Dia menjalani penyelidikan internal kepolisian atas dugaan pelanggaran tugas.

Polwan di Swedia yang tak disebutkan namanya itu mengundang kecurigaan rekan-rekannya sejak invasi Rusia ke Ukraina. Polwan itu menegaskan Rusia tak mengobarkan perang di Ukraina. 

Baca Juga

Kisah Cewek Rusia Terjebak di Bali, Berbagi Kamar dan Kurangi ke Kafe demi Berhemat

Mereka kemudian mempertanyakan loyalitas sang polwan dan khawatir kehadirannya bisa menimbulkan risiko keamanan bagi kepolisian.

Surat kabar Swedia Expressen melaporkan, sejak itu para polisi menolak ditugaskan bareng dengannya.

Baca Juga

Kartu ATM Diblokir, Begini Cara Wisatawan Rusia Bertahan di Bali

Hasil penelusuran mengungkap, polwan yang tak disebutkan identitasnya itu merupakan keturunan Rusia. Dia dan suami sering melakukan perjalanan ke Rusia. 

Baca Juga

Pesan Perdamaian dari Bali, WNA Rusia dan Ukraina Buat Kaligrafi di Atap Vila

Setelah temuan foto Putin di komputernya, kecurigaan dan kemarahan rekan-rekannya pun memuncak. Polwan itu lalu diperiksa atas tuduhan pelanggaran kepercayaan yang serius.

"Kami tidak ingin dia menginjakkan kaki di sini," kata seorang rekannya kepada Expressen.

Baca Juga

Cerita Turis Rusia di Bali Kehabisan Uang, Transaksi Diblokir akibat Sanksi Negara Barat

Polwan itu mendapat status warga negara Swedia pada 1990-an lalu memutuskan masuk dalam kepolisian.

Dia bertugas sebagai petugas penjaga perbatasan dan memiliki akses ke sejumlah sistem informasi sensitif. Selain itu dia juga berhubungan dengan banyak orang dari negara-negara bekas pecahann Uni Soviet sesuai tugas sebagai penjaga perbatasan. 

Menurut rekan-rekannya, dia menginterogasi beberapa orang asing yang dicurigai berasal dari bekas Soviet. Saat interogasi mereka tidak berbicara bahasa Swedia melainkan Rusia dan tak ada penerjemah formal. Ini menimbulkan kecurigaan atas aktivitas mata-mata.

Editor: Reza Yunanto