Pengungsi Gunung Agung Terpaksa Obral Ternak Sapi

KARANGASEM, iNews.id – Warga terdampak erupsi Gunung Agung, yang tinggal di pengungsian mulai resah karena harus meninggalkan hewan ternak. Sejumlah pengungsi sering pulang kampung untuk merawat ternak dan mengobralnya dengan harga murah.
Seperti yang dilakukan pengungsi asal Desa Sukadana, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Ketut Rawi dan Luh Kadek Sumiati. Mereka sudah hampir satu pekan ini mengungsi ke Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Mereka merasa resah memikirkan kondisi hewan ternak yang ditinggal mengungsi.
Pasutri ini pun sepakat untuk mengobral sapi dengan harga murah kepada para pembeli meskipun awalnya keduanya merasa berat untuk menjual. Harga normal sapi jantan idealnya Rp15 juta per ekor. Namun setelah diobral, harga sapi hanya berkisar Rp7 juta per ekor. Meskipun harganya murah, mereka merasa lebih tenang setelah menjual sapinya.
“Saya terpaksa menjual sapi dengan harga murah karena tinggal di pengungsian. Kalau lagi di pengungsian, saya sampai tidak bisa makan karena selalu ingat ternak sapi,” kata Kadek Sumiati, Selasa (5/12/2017).
Kadek Sumiati menuturkan, uang penjualan hewan ternak digunakan untuk berobat dan membeli kebutuhan lain saat berada di pengungsian. Kini di rumah Kadek hanya ada ayam.
Pengungsi lain juga mengobral sapinya agar mereka merasa tenang di pengungsian. Namun dari pantauan, pembeli terlihat sepi. Untuk sementara, warga masih akan tetap berusaha menjual ternaknya sambil memantau kondisi Gunung Agung.
Warga lainnya, Made Arga mengatakan, dia membeli sapi cukup murah dari pengungsi. “Saya tadi beli sapi ada yang Rp7 juta, Rp8 juta, dan Rp9 juta. Semuanya dari pengungsi,” kata Made Arga.
Editor: Maria Christina