Pegawai Karen's Diner Bali Dianiaya Pengunjung, Rambut Dijambak hingga Rontok

BADUNG, iNews.id - Pegawai Karen's Diner di Bali mengalami kekerasan dari seorang pengunjung yang tak terima dengan konsep pelayanan judes dan tidak ramah. Korban dipukul dan dijambak rambutnya hingga rontok.
Korban telah melaporkan penganiayaan itu ke Polsek Kuta Utara.
"Korban sudah lapor ke polisi. Kami manajemen full support, tapi untuk detail kasusnya sama lawyer," kata perwakilan manajemen Karen's Diner Bali, Pricillia Katherine, Kamis (18/5/2023).
Penganiayaan itu terjadi pada Minggu (14/5/2023) sore di Karen's Diner yang berada di Batubelig, Kerobokan Kelod, Kuta Utara, Kabupaten Badung.
Pelaku adalah seorang dokter gigi inisial TK yang datang untuk bertemu koleganya yang telah menanti di restoran.
Seorang pelayan kemudian memanggil nama pria itu tanpa gelar dokter yang membuat dia emosi.
"Katanya nggak biasa dipanggil namanya saja, dan nggak biasa dengan teriakan-teriakan suara keras," ujar Pricillia.
TK kemudian menghampiri pelayan itu dan memukulnya dari belakang. Tak berhenti di situ, TK juga menarik baju pelayan tersebut dan memaki-maki.
Seorang staf Karen's Diner Bali yakni Tiara berusaha melerai keributan itu. Dia menjelaskan kepada TK tentang House of Rules yang harus dipatuhi pengunjung Karen's Diner.
Namun TK tak terima dan membanting House of Rules itu. Emosi pelaku memuncak ketika Tiara menyuruh dia dan rekannya keluar kalau tak mau mematuhi House of Rules.
TK lalu mendorong Tiara hingga terpental. Tiara tak terima dengan perlakuan itu dan melawan dibantu beberapa staf Karen's Diner yang memegangi tubuh TK.
Namun TK terus memberontak dan menjambak kepala Tiara hingga menyeretnya lumayan jauh. Rambut Tiara rontok akibat perlakuan itu.
"Dia (TK) memberontak terus menjambak Tiara. Lumayan jauh keseret sampai (rambutnya) copot segenggam," katanya.
Pricillia menuturkan, Tiara masih trauma akibat kekerasan itu. Dia juga mengalami cidera di tubuhnya.
Menurut Pricillia, kekerasan yang dialami Tiara membuat pegawai Karen's Diner lainnya juga trauma.
"Staf kita jadi trauma, takut ada kasus seperti ini," ujarnya.
Editor: Reza Yunanto