get app
inews
Aa Text
Read Next : Aktivitas Gunung Karangetang Meningkat, Semburkan Guguran Lava Pijar Sejauh 700 Meter

Letusan Freatik Bisa Mengawali Erupsi Magmatik Gunung Agung

Selasa, 21 November 2017 - 22:57:00 WITA
Letusan Freatik Bisa Mengawali Erupsi Magmatik Gunung Agung
Petugas memantau aktivitas Gunung Agung di PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. (Foto: iNews.id/Ari Wiradarma)

KARANGASEM, iNews.idLetusan freatik dari kawah Gunung Agung Selasa sore (21/11/2017), membuat warga di kawasan lereng yang sebelumnya sempat pulang kampung, panik. Mereka berlarian kembali menuju ke pos pengungsian. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan letusan freatik?

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memaparkan, letusan freatik terjadi akibat ada uap air bertekanan tinggi. Uap air terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke dalam tanah di dalam kawah, kemudian kontak langsung dengan magma. Letusan freatik disertai dengan asap, abu, dan material yang ada di dalam kawah.  

“Sementara letusan magmatik disebabkan oleh magma dalam gunung api. Letusan magmatik ada tanda-tandanya, terukur dan bisa dipelajari ketika akan meletus,” papar Sutopo dalam siaran pers.

Letusan freatik sulit diprediksi, bisa terjadi tiba-tiba, dan sering kali terjadi tanpa ada tanda-tanda peningkatan kegempaan. Sejumlah gunung api di Indonesia beberapa kali meletus freatik saat statusnya Waspada atau level 2, seperti Gunung Dempo, Gunung Dieng, Gunung Merapi, Gunung Gamalama, Gunung Merapi, dan lainnya. Tinggi letusan freaktik juga bervariasi, bahkan bisa mencapai 3.000 meter, tergantung dari kekuatan uap airnya.

“Jadi letusan freatik gunung api bukan sesuatu yang aneh jika status gunung api tersebut di atas normal. Biasanya dampak letusan adalah hujan abu, pasir atau kerikil di sekitar gunung,” kata Sutopo lewat siaran pers.

Dia memaparkan, letusan freatik tidak terlalu membahayakan dibandingkan letusan magmatik. Letusan freatik dapat berdiri sendiri tanpa erupsi magmatik. Namun, letusan freatik bisa juga menjadi peristiwa yang mengawali episode letusan sebuah gunung api.

“Misalnya Gunung Sinabung. Letusan freatik yang berlangsung dari tahun 2010 hingga awal 2013 adalah menjadi pendahulu dari letusan magmatik. Letusan freatik Gunung Sinabung berlangsung lama sebelum diikuti letusan magmatik yang berlangsung akhir 2013 hingga sekarang,” paparnya.

Kepala Pos Pantau Gunung Agung Dewa Mertayasa sebelumnya mengatakan, letusan freatik Gunung Agung diperkirakan masih berpotensi terjadi seiring tingginya curah hujan belakangan ini. Untuk itu, PVMBG mengimbau agar masyarakat sekitar Gunung Agung tetap tenang. “Bisa jadi besok juga terjadi letusan seperti ini, apalagi sekarang sedang musim hujan. Karena itu disebabkan eksternal, bukan internal,” kata Dewa Mertayasa di Karangasem, Selasa (21/11/2017).

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut