get app
inews
Aa Text
Read Next : Sejarah Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Majapahit akibat Perebutan Takhta

Ketut Kresna Kapisan, Sosok Raja Bali Penguasa Trah Airlangga yang Memimpin di Era Majapahit

Senin, 21 November 2022 - 07:56:00 WITA
Ketut Kresna Kapisan, Sosok Raja Bali Penguasa Trah Airlangga yang Memimpin di Era Majapahit
Pura Besakih (Foto: Instagram @pura_agung_besakih)

JAKARTA, iNews.id - Ekspansi Kerajaan Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada berhasil menaklukkan Pulau Bali. Persoalan muncul adalah siapa yang akan ditunjuk untuk berkuasa di wilayah penaklukan baru itu.

Awalnya, Gajah Mada hendak menempatkan bangsawan baru. Mereka sangat efisien dan jujur dalam bekerja. Namun, gaya mereka yang masih terlalu Jawa dinilai sulit untuk meraih dukungan rakyat Bali.

Earl Drake mengisahkan dalam buku "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" tentang kegalauan dan was-wasnya Gajah Mada saat akan mengangkat raja bawahan di Bali itu. 

Mahapatih Kerajaan Majapahit ini akhirnya mengangkat raja bawahan baru di Bali yang didukung oleh gabungan pejabat pemerintahan Majapahit dan Bali. 

Orang yang terpilih sebagai raja bawahan adalah Ketut Kresna Kapisan. Dia adalah putra bungsu yang bijak dari seorang pendeta brahma yang sangat dihormati Gajah Mada. 
Ketut Kresna Kapisan adalah pilihan tepat untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap Majapahit, seraya memukau warga dengan tradisi turun-temurun penghormatan pada orang-orang suci. 

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Ketut Kresna Kapisan sedikit sekali mengandalkan para pejabat setia yang diboyong dari Jawa. Semakin lama dia semakin mengandalkan pada dua klan Bali yang masih memiliki darah biru Raja Airlangga. 

Klan-klan ini diberi tugas-tugas sensitif yang terkait dengan sistem kuil dan tatanan desa melalui dewan tradisional "rumah panjang", yang terdiri atas laki-laki desa yang sudah menikah. Tak heran jika kemegahan dan tampilan Majapahit dapat dengan mulus berpadu dengan adat-istiadat Bali. 

Babad sejarah Bali pun direvisi untuk menjelaskan bagaimana para bangsawan, pangeran, pendeta, pejabat, dan seniman terhubung dengan kebesaran imperium yang tengah mekar itu.

Pada pendirian keraton dan istananya di Samprangan, arsitektur bangunannya memasukkan unsur-unsur Jawa dan Hindu. Namun, pernak-pernik dan emblemnya, termasuk keris Ganja Dungkul yang sakral itu, tetap dirancang untuk menciptakan dan memelihara tatanan imperium yang berkiblat pada pusat dunia, yakni Majapahit. 

Editor: Reza Yunanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut