Mayat Masih Beku, Autopsi Perempuan Subang Tewas di Bali Digelar Besok

DENPASAR, iNews.id – Jasad Dwi Ferica Lestari (23), warga Subang, Jawa Barat masih dititipkan di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar. Dokter forensik memutuskan autopsi jasad DFL besok, karena tubuh korban masih beku. 

“Hasil swab testnya sudah kami terima hari ini dan hasilnya negatif, sehingga diputuskan untuk prosesi autopsi dilakukan besok,” kata Konsultan Klinik Forensik RSUP Sanglah Denpasar, dr Ida Bagus Putu Alit SpFM (K) DFM, Senin (18/1/2021). 

Baca Juga

Punya Balita, Keluarga Minta Jenazah Dwi yang Tewas di Bali Segera Dipulangkan ke Subang

Menurut Putu Alit, autopsi rencananya dilakukan pukul 09.00 Wita. Proses autopsi tidak dapat dilakukan langsung hari ini karena jasad DFL yang masih beku. 

“Kondisi jenazah korban masih beku karena saat diterima dan dilakukan pemeriksaan luar, langsung dimasukkan ke lemari pendingin,” katanya.

Baca Juga

Autopsi Perempuan Subang yang Ditemukan Tewas di Homestay Bali Tunggu Hasil Swab

Selain menunggu jasad DFL kembali ke suhu normal untuk diautopsi, dokter juga telah mengambil sampel untuk mengetahui ada tidaknya korban mengalami kekerasan seksual. Putu Alit juga masih enggan menjelaskan penyebab kematian korban.

“Untuk penyebab kematian akibat luka korban di bagian mana dan perkiraan waktu korban meninggal, baru diketahui setelah proses autopsi,” kata Putu Alit.

Baca Juga

Perempuan Subang Tewas di Bali, Dokter Forensik: Ada Luka Terbuka di Tubuh

Sebelumnya, jenazah DFL dievakuasi dari sebuah homestay di Jalan Tukad Batanghari, Panjer, Denpasar, Bali, pada Sabtu (16/1/2021). 

Jenazah korban diterima petugas di instalasi forensik pukul 05.00 Wita dan hanya diperiksa bagian luar tubuh korban pukul 07.50 Wita. 

Dari pemeriksaan luar, dokter menemukan luka lecet terbuka pada wajah, yakni di pelipis dan daun telinga. Ada juga luka lecet dan memar di dada dan perut. 

Sementara yang terparah ditemukan luka terbuka pada lengan atas kiri dan dua luka terbuka di leher yang menyambung menjadi satu. 

Editor: Dewi Umaryati