Ibu Hamil Korban Keracunan Massal di Gianyar Melahirkan Darurat di RS
GIANYAR, iNews.id – Seratusan warga Banjar Mudita, Sukawati, Gianyar, Bali, menjadi korban keracunan massal seusai pawai ogoh-ogoh menyambut perayaan Hari Suci Nyepi, 17 Maret 2018. Salah satu korban di antaranya yakni Anak Agung Laksmi, seorang ibu rumah tangga yang sedang hamil besar. Ia pun harus menjalani operasi sesar untuk mengeluarkan janin dalam kandungannya di Rumah Sakit (RS) Sanjiwani, Gianyar.
Pantauan iNews di rumah sakit, kondisi Laksmi masih terbaring lemas dan menjalani perawatan intensif di ruang Intensif Care Unit (ICU). Sementara bayinya yang baru lahir dengan berat 330 gram, kondisinya masih dalam perawatan di ruang NICU Perinatologi. Suami Laksmi sekaligus ayah bayi mungil itu yakni Cokorda Bagus Damayana, belum bisa mendampingi istri dan bayinya lantaran masih juga mejalani perawatan di instalasi rawat inap.
Informasinya, sepasang suami istri (pasutri) itu ikut memakan nasi bungkus sebelum mengikuti pawai ogoh-ogoh menyambut Nyepi. Keesokan harinya, pasutri itu merasakan tanda-tanda mual, pusing, hingga diare. Kondisi mereka sama dengan yang dialami ratusan warga Banjar Mudita lainnya.
Bagi Laksmi yang sedang hamil besar, kondisi itu memicu naiknya suhu badan hingga terjadi bukaan kehamilan. Tim medis rumah sakit pun bergerak cepat untuk menangani hingga akhirnya mengambil tindakan operasi untuk menyelamatkan janin bayi tersebut, Minggu (18/3/2018) sore. Tindakan operasi sesar itu juga ditempuh karena atas dasar kondisi psikis ibu hamil tersebut.
“Operasi sesar itu dilakukan murni indikasi medis. Tidak ada pengaruh dengan keracunan yang dialaminya, namun lebih ke psikis ibu hamilnya,” ujar Direktur Utara RSU Sanjiwani Ida Komang Upeksa, Senin (19/3/2018).
Dia melanjutkan, jika kondisi ibu bayi sudah mulai stabil. Hanya saja, kondisi bayi masih dalam fase kritis dan mendapat perawatan dengan pemasangan alat bantu pernafasan dan persiapan untuk rontgen.
Sementara itu, korban keracunan massal lainnya menunjukkan tanda-tanda mulai membaik. Beberapa ada yang rawat jalan maupun menginap di rumah sakit setelah didiagnosis mengalami keracunan. Selain orang dewasa, keracunan massal itu juga dialami oleh kalangan anak-anak.
Editor: Donald Karouw