get app
inews
Aa Text
Read Next : Kebocoran Sumur Minyak di Sulsel Sebabkan Sawah Gagal Panen, Perusahaan Akan Beri Kompensasi

Fenomena Danau Dadakan di Telaga Waja akibat Banjir Lahar Dingin

Senin, 11 Desember 2017 - 15:08:00 WITA
Fenomena Danau Dadakan di Telaga Waja akibat Banjir Lahar Dingin
Fenomena danau dadakan di kawasan dan bantaran Sungai Telaga Waja, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. (Foto: iNews/ Anak Agung Ari Wiradarma)

KARANGASEM, iNews.id – Pascaterjangan banjir lahar dingin akibat erupsi Gunung Agung, bantaran Sungai Telaga Waja, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, berubah menjadi danau dadakan. Puluhan hektare (ha) sawah dan lahan perkebunan milik warga terendam sehingga menyebabkan gagal panen.

Selain itu, fenomena alam ini pun menjadi tontotan menarik bagi warga. Pantauan iNews, Sungai Telaga Waja, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin pagi (11/12/2017), sungai yang biasanya digunakan sebagai wisata rafting ini mendadak berubah seperti danau.

Warga memperkirakan, air Sungai Telaga Waja meluap ke bantaran sejak sepekan terakhir karena timbunan material lumpur disertai bebatuan dan pohon yang terbawa aliran lahar dingin. Akibatnya, material lumpur menyumbat bagian hilir sungai yang terhubung dengan Sungai Yeh Sah ini.

Dampaknya, puluhan ha lahan sawah dan perkebunan milik warga terbenam oleh air yang sarat bau belerang tersebut. Kondisi ini tak ayal menyebabkan tanaman warga menjadi gagal panen, seperti diungkapkan dua petani, I Komang Wirya dan I Wayan Pimpin.

“Ya, sudah gagal panen ini karena sawah ikut terendam dalam air. Sementara padinya juga memang belum waktunya untuk dipanen,” kata petani, I Komang Wirya.

“Kedalaman air sudah mencapai 15 sampai 25 meter. Selain merendam sawah, air juga merendam tanaman seperti pohon kelapa dan pohon pisang,” ujar I Wayan Pimpin.

Fenomena alam ini juga menarik perhatian warga. Banyak warga yang datang ke sekitar Sungai Telaga Waja, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, untuk melihat kondisi sungai yang biasanya berwarna jernih tersebut.

Pascaerupsi Gunung Agung dan seiring tingginya intensitas hujan di wilayah setempat telah menyebabkan lahar dingin beberapa kali menerjang sejumlah sungai yang hulunya di kaki gunung tertinggi di Bali itu. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih tetap mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi aktivitas di sungai lantaran terjangan lahar dingin masih berpotensi terjadi sewaktu-waktu.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut