3 Cerita Rakyat Bali yang Terkenal, Ada Naga Besukih Penjaga Harta Karun di Kawah Gunung
JEMBRANA, iNews.id – Banyak cerita rakyat Bali yang terkenal sampai ke luar pulau. Tentang asal-usul tempat hingga cerita moral dari keluarga.
Selain menyimpan keindahan alam, Bali juga memiliki sejumlah cerita rakyat yang penuh pesan kehidupan. Cerita tersebut berkembang dari satu mulut ke mulut lainnya.
Semua cerita beragam versi dengan kandungan pesan yang sama. Cerita rakyat Bali yang paling sering didengar, antara lain asal mula Selat Bali, kisah Bawang dan Kesuna serta asal usul Danau Batur.
Dikisahkan, seorang Brahmana bernama Sidi Mantra dihadiahi Sanghyang Widya harta dan seorang istri cantik. Mereka melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Manik Angkeran.
Anak itu tumbuh menjadi pemuda pandai dan tampan. Sayangnya, Manik Angkeran suka berjudi. Dia sering kalah dan menjadikan barang-barang orang tuanya sebagai taruhan.
Manik Angkeran bahkan meminjam uang untuk berjudi. Utang tak terbayar, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya.
Sidi Mantra bertapa meminta bantuan para dewa. Suatu ketika terdengar suara, “Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga Naga Besukih. Pergilah ke sana dan minta naga itu untuk memberikan sebagian hartanya.”
Sidi Mantra pergi ke kawah Gunung Agung dan memanggil Naga Besukih. Melihat Sidi Mantra, naga itu menggeliat dan mengeluarkan emas berlian dari sisiknya. Sidi Mantra mengucapkan terima kasih dan undur diri.
Setelah mendapatkan harta itu, Sidi Mantra memberikannya kepada Manik Angkeran dan berharap tidak digunakan untuk berjudi lagi. Nyatanya, Manik Angkeran menghabiskan semua harta dan kembali meminta bantuan. Ayahnya merasa kecewa dan menolak permintaan itu.
Manik Angkeran tidak putus asa dan mencari tahu bagaimana ayahnya mendapatkan harta itu. Akhirnya dia berangkat ke kawah Gunung Agung dengan bel yang dicuri dari ayahnya.
Sesampainya di sana, Manik Angkeran membunyikan bel. Dia merasa takut dengan rupa Naga Besukih. Sadar akan niatnya, Naga Besukih berkata, “Aku akan memberimu harta, tetapi kamu harus berjanji untuk tidak bertaruh lagi. Ingat hukum karma.”
Namun, Manik Angkeran merasa takjub dengan semua harta karun itu. Dia berniat jahat untuk mendapatkan lebih banyak harta. Manik Angkeran menebas ekor naga dan segera melarikan diri.
Naga Besukih marah. Dia menjilat kaki Manik Angkeran hingga terbakar.
Sidi Mantra yang mengetahui kematian putranya sangat sedih. Dia memohon kepada Naga Besukih agar putranya hidup kembali. Naga Besukih mengabulkan permohonan itu dengan syarat Sidi Mantra memulihkan ekornya.
Kekuatan Sidi Mantra mampu mengembalikan ekor naga. Sesuai perjanjian, Naga Besukih menghidupkan kembali Manik Angkeran. Pemuda itu segera meminta maaf dan sangat menyesal. Dia berjanji tidak mengulanginya kembali.
Sidi Mantra tahu anaknya telah berada di jalan yang benar, namun dia tidak bisa tinggal bersama Manik Angkeran lagi. “Sekarang kamu harus memulai hidup yang baru,” kata Sidi Mantra.
Menggunakan kekuatan gaib, dari tempat Sidi Mantra berdiri keluar air yang besar seperti laut. Dia membuat garis yang memisahkannya dengan Manik Angkeran.
Garis laut itulah yang disebut sebagai Selat Bali yang memisahkan Pulau Bali dari Jawa.
Cerita rakyat Bali selanjutnya, yaitu kisah Bawang dan Kesuna. Dikisahkan, ada keluarga yang memiliki anak bernama Bawang dan Kesuna. Bawang merupakan anak manja yang mampu memikat hati orang tuanya. Setiap pekerjaan rumah dikerjakan oleh Kesuna.
Suatu hari, ayah dan ibu mereka pergi bekerja. Kesuna meminta bantuan Bawang untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang menolak. Akhirnya, Kesuna sendirian mengerjakan semua pekerjaan rumah.
Setelah selesai, Kesuna mandi ke sungai. Bersamaan dengan itu, ibu pulang. Bawang dengan sengaja membuat dirinya kotor. Bawang, kemudian mengatakan dia sendirian mengerjakan pekerjaan rumah sementara Kesuna hanya bermain.
Kesuna pulang ke rumah dan alangkah terkejutnya melihat ibunya marah. Dia lalu diusir menggunakan sapu lidi. Bawang malah tertawa melihat Kesuna dimarahi. Kemudian, Kesuna lari ke hutan.
Kesuna menjumpai burung Cerukcuk Kuning. Kesuna berkata, “Cerukcuk Kuning, patuklah kepalaku agar aku cepat mati.”
Burung Crukcuk Kuning mematuk kepala Kesuna. Ajaib! Tiba-tiba ada mahkota emas di kepala Kesuna. Burung itu terus mematuk dan muncul perhiasan yang banyak.
Kesuna pulang ke rumah neneknya dengan perhiasan yang banyak. Suatu ketika, Bawang mengunjungi rumah neneknya untuk meminta kayu bakar. Terkejutlah dia saat melihat Kesuna yang dipenuhi emas.
Bawang bertanya bagaimana cara Kesuna mendapatkannya. Kesuna dengan jujur menceritakan kisahnya. Akhirnya, Bawang pulang dan pura-pura dimarahi ibunya.
Kemudian, dia lari ke hutan dan menangis. Dia menjumpai burung Cerukcuk Kuning dan minta agar dipatuk dengan harapan mendapatkan perhiasan.
Bukannya perhiasan, lintah besar muncul kala burung itu mematuk kepala Bawang. Burung Cerukcuk Kuning mematuk seluruh tubuh Bawang hingga tubuh Bawang terluka dan seekor ular melilit lehernya.
Bawang teriak minta tolong, tetapi tidak ada satupun yang mendengarnya. Bawang merasa sangat menyesal.
Danau Batur merupsksn destinasi wisata terkenal di Bali karena cantik dan sejuk. Ada cerita rakyat yang berkembang mengenai asal-usul Danau Batur.
Dahulu kala hidup seekor raksasa baik hati bernama Kebo Iwa. Raksasa ini suka membantu warga membangun rumah dan pura. Dia meminta imbalan makanan yang banyak.
Mulanya, warga bisa memenuhi imbalan itu. Namun, lama- kelamaan warga kesulitan karena musim kemarau datang dan bahan makanan pokok sulit didapatkan.
Kebo Iwa marah dan mengamuk. Warga akhirnya mencoba mengelabui Kebo Iwa. Mereka berpura-pura membutuhkan pertolongan untuk membangun rumah dan pura yang telah dirusak Kebo Iwa.
Sebagai imbalan, mereka akan menyediakan makanan yang banyak. Kebo Iwa menyetujui permintaan itu.
Sementara, warga desa mengumpulkan kapur yang banyak. Saat Kebo Iwa sedang menggali sumur, warga desa menggunakan kesempatan untuk mengubur raksasa itu hidup-hidup dengan kapur.
Akhirnya, Kebo Iwa kepanasan akibat campuran kapur dan air. Raksasa itu mati tenggelam di dalam sumur yang dia gali. Air sumur terus mengalir deras dan meluap membentuk danau. Sementara tumpukan tanah yang digali menjadi gunung.
Kemudian, gunung dan danau tersebut diberi nama Batur.
Itulah cerita rakyat Bali yang terkenal. Semoga bisa mengambil pesan moral dari cerita rakyat tersebut.
Editor: Kurnia Illahi