Ilmuwan China membantah teori konspirasi virus korona berasal dari kebocoran lab. (Foto: dok iNews.id)

BEIJING, iNews.id – Sebuah teori konspirasi menyebutkan penyebaran virus korona baru (nCov-2019) disebabkan oleh kebocoran fasilitas laboratorium mikrobiologi di Institut Virologi Wuhan di Provinsi Hubei, China. Namun teori konspirasi itu dibantah oleh seorang ilmuwan di institut tersebut.

Ilmuwan itu adalah Shi Zhengli. Melalui media sosial, ilmuwan yang telah lama bekerja di institusi yang meneliti virus itu, menyebut virus korona murni dari alam.

"Alam menghukum kebiasaan manusia yang tidak beradab," ujar Shi, dikutip dari China Daily, Senin (3/2/2020).

Bahkan Shi berani bertaruh dengan nyawanya, bahwa wabah virus korona bukan dari laboratorium institut yang berada di Wuhan tersebut.

"(Saya) Bertaruh dengan nyawa, ini tidak ada hubungannya dengan lab," katanya.

Shi merupakan ilmuwan yang menjelaskan bahwa virus korona dapat memasuki sel melalui reseptor ACE2 yang mungkin berasal dari kelelawar.

Komentar pembelaannya itu muncul setelah ilmuwan India menerbitkan makalah, yang menyebutkan para ahli China memasukkan gen dari virus HIV ke virus korona sehingga membuatnya rentan terhadap perawatan anti-HIV.

Makalah ini pun mengundang kritikan dari para ahli seluruh dunia dan dihapus dari jurnal biologi bioRxiv.

Dalam posting di Twitter, seorang profesor kimia Universitas Harvard, David Liu, mengatakan, pernyataan bahwa asal-usul nCoV tidak mungkin hadir secara kebetulan di alam dinilainya sangat mencurigakan.

"Ini merupakan kasus klasik seperti mencari kunci yang hilang hanya di bawah tiang lampu. Kondisi dunia yang sedang menakutkan ini tidak perli disulut dengan teori konspirasi dan analisis yang buruk," kata Liu.

Munculnya teori konspirasi soal nCov bermula dari kebocoran ini pertama kali muncul pada akhir Januari 2020. Tabloid Inggris Daily Mail, dan Amerika Serikat Washington Times menerbitkan artikel-artikel yang menyebutkan bahwa wabah virus korona merupakan dampak dari kekeliruan tak disengaja para peneliti senjata biologi rahasia di China.

Meskipun tidak disertai bukti, teori ini dengan cepar menyebar luas di media sosial.

Pada 28 Januari, Kedutaan Besar China di Italia menegaskan bahwa teori itu tidak berdasar.

"China akan terus mempertahankan sikap terbuka, transparan, dan sangat bertanggung jawab ketika menerbitkan informasi mengenai wabah itu. Sambil memperkuat pencegahan dan pengendalian wabah, China akan terus mempererat kerja sama internasional dan menangani penyakit tersebut bersama komunitas internasional dan menjaga keselamatan dan kesehatan di kawasan dan dunia," bunyi pernyataan itu.


Editor : Reza Yunanto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network