BALI, iNews.id – Masyarakat Bali dan warganet kembali dikejutkan dengan beredarnya video pendaki yang nekat merekam langsung aktivitas kawah Gunung Agung saat erupsi efusif berlangsung.
Rekaman video amatir berdurasi beberapa detik itu pun sontak menjadi viral di linimasa media sosial (medsos).
Dari sudut pengambilan rekaman itu, terlihat pendaki berada pada zona merah di sisi atas bibir kawah. Rekaman itu menunjukkan gambar kepulan asap solfatara berwarna putih kelabu. Asap bermuatan abu vulkanik itu berada pada ketinggian berkisar 1.000 hingga 2.000 meter.
Diketahui, video yang menjadi viral pertama kali diunggah akun I Komang Giri pada 13 Desember. Dalam status unggahannya, akun tersebut membuat tagar #bukankarenanekat, #ataucarisensasi, lalu menyelipkan sekalimat yang berisi ‘murni karena hati yang terpanggil untuk benang tridatu’.
Aksi pendaki ini begitu nekat karena Gunung Agung masih dalam fase kritis erupsi dan bersatus Awas (level 4).
Terkait beredarnya video tersebut, Kabid Mitigasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) I Gede Suantika mempertegas imbauannya kepada masyarakat maupun wisatawan untuk tidak mendekati zona berbahaya yang telah ditetapkan. “Erupsi yang lebih besar sewaktu-waktu masih berpotensi terjadi. Jadi saya harap tidak ada yang masuk ke zona berbahaya. Jarak aman kita 8 hingga 10 km,” ujarnya.
Suantika menambahkan, saat ini PVMBG masih melakukan seting alat untuk mengambil data gas dan bentuk kawah serta menganalisa aktivitas gunung.
Gunung Agung meletus pertama kali pada 19 November dengan ketinggian letusan mencapai ketinggian 700 meter, kemudian 1.500 meter, dan terakhir 2.000 meter. Setelah 21 November, aktivitas Gunung Agung tidak menurun, bahkan cenderung meningkat signifikan hingga hari ini. Pada 25 November, kemunculan gempa vulkanik dan letusan di atas puncak mencapai 3.000 meter. PVMBG tidak bisa memprediksi kapan letusan Gunung Agung akan berakhir.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait