Petugas SAR gabungan saat mengevakuasi korban tewas akibat longsor di Bali. (Foto: BNPB)

JAKARTA, iNews.id - Bencana longsor terjadi di dua lokasi berbeda di Pulau Dewata, Bali dalam 2 hari terakhir yakni Minggu (19/1/2025) dan Senin (20/1/2025). Longsor ini pertama menerjang Kabupaten Klungkung lalu Kota Denpasar yang menelan delapan korban jiwa.

Berdasarkan laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (20/1/2025) pukul 18.00 WIB, longsor di Klungkung menyebabkan empat orang meninggal. Kemudian satu orang dalam pencarian dan empat lainnya mendapatkan perawatan intensif karena luka-luka.

"Peristiwa nahas itu terjadi di Desa Pikat, Kecamatan Dawan pada Minggu malam. Sebuah pondok tertimpa bebatuan besar hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Selasa (21/1/2025).

Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Klungkung, Basarnas, TNI, Polri, PMI dan warga setempat berupaya mencari korban yang masih dinyatakan hilang usai kejadian. Pencarian kemudian dihentikan karena faktor cuaca ditambah medan cukup curam dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan.

"Upaya pencarian korban kemudian dilanjutkan pada hari ini dan membuahkan hasil. Dari hasil pencarian dan pertolongan tersebut, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi empat orang," kata Aam sapaan Abdul Muhari.

Peristiwa tanah longsor berikutnya terjadi di Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar pada Senin (20/1/2025) pukul 07.00 WITA. Pada kejadian itu, sebanyak empat warga meninggal dunia, satu dinyatakan hilang dan tiga lainnya luka-luka.

"Berdasarkan laporan visual, material tanah longsor dari atas tebing menimbun rumah yang ditinggali para korban. Dari hasil kaji cepat, sebanyak lima rumah rusak terdampak," ujarnya.

Tim gabungan dari BPBD Kota Denpasar bersama Basarnas, Tagana, TNI, Polri, PMI, relawan dan masyarakat berupaya melakukan operasi pencarian dan pertolongan. Para korban luka segera dilarikan ke Rumah Sakit Surya Usadha.

Sementara itu, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dan disertai petir masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Provinsi Bali. Kondisi cuaca itu dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

Aam mengatakan pemerintah daerah bersama masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi yang merujuk pada upaya mitigasi. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari dua jam maka warga yang tinggal di lereng tebing maupun bantaran sungai agar mengungsi ke lokasi yang lebih aman demi mencegah potensi risiko bencana.

"Di samping itu, monitoring sungai dan saluran irigasi maupun drainase agar dapat dilakukan secara berkala. Jika terdapat penyumbatan aliran sungai maupun saluran air sesegera mungkin agar dibersihkan demi mencegah terjadinya banjir," katanya. 

Aam pun mengungkapkan monitoring tanggul dan tebing juga diharapkan dapat dilakukan secara intensif.

"Jika terdapat retakan dan rekahan tanggul maupun tebing segera diambil tindakan cepat untuk penyelamatan warga dan menambal atau memperkuat ketahanan bersama instansi terkait. Masyarakat juga diharapkan dapat selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca dari instansi terkait," ucapnya.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network