JAKARTA, iNews.id - Tren kasus virus corona atau Covid-19 yang terus menurun dalam sepekan terakhir memberikan harapan baru. Tren penurunan itu dinilai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sebagai bukti siap dibukanya travel bubble di Bali.
Konsep pariwisata yang dibalut dalam program Free Covid Corridors itu disampaikan Sandiaga Uno akan diuji cobakan di dua destinasi unggulan Bali, Nusa Dua dan Ubud, dalam waktu dekat.
Kepercayaan diri itu disampaikan Sandiaga Uno dalam rapat koordinasi bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri, Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo serta sejumlah duta besar negara yang merupakan pasar besar pariwisata Indonesia, seperti Eropa, Timur Tengah, Asia dan Australia. Rapat digelar secara virtual pada Rabu (3/3/2021).
“Kami bermaksud untuk memberikan informasi terkini dan menyelaraskan, juga mengintegrasikan satu pesan dan narasi yang sama, bahwa kita sedang menyiapkan untuk membuka kembali pariwisata di Indonesia," kata Sandiaga.
Dalam kesempatan tersebut, Sandi menekankan soal tren menurunnya angka Covid-19 di Indonesia, khususnya di sejumlah destinasi wisata nasional. Sebagai contoh Bali yang disebutnya berhasil menurunkan kasus Covid-19 lewat program PPKM Mikro dalam sepekan belakangan.
Mengacu kabar baik itu, Sandi berharap agar para dubes dapat menyosialisasikan, mempromosikan, sekaligus memamerkan Bali kepada para wisatawan mancanegara. Kabar ini ini juga diharapkan meyakinkan mereka mengenai Bali yang hanya akan dibuka jika memiliki kasus Covid-19 yang rendah sekaligus menerapkan protokol kesehatan 3M yang ketat dan disiplin 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Sandi memastikan seluruh pelaku usaha parekraf telah memenuhi Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability atau CHSE bersamaan dengan penerapan 3T, yakni testing, tracing dan treatment dari Pemprov Bali.
"Kami menyiapkan Free Covid Corridors. Ada dua zona yang diusulkan oleh seluruh instansi terkait, termasuk pemerintah daerah yaitu Nusa Dua dan Ubud, diusulkan menjadi destinasi yang diklasifikasikan sebagai Green Zone," kata Sandiaga.
Dia melanjutkan, usulan itu juga terkait diiringi harapan ada 120.000 vaksin bagi pelaku usaha parekraf dan masyarakat di kedua kawasan tersebut.
Sandi melanjutkan, para duta besar menanggapi juga perubahan tren dari pariwisata di Eropa, Timur Tengah, Asia dan Australia, termasuk Jepang terkait keinginan berwisata akan dimulai pada tahun 2021 setelah vaksinasi Covid-19 massal.
Oleh karena itu, dirinya berharap vaksin covid-19, khususnya bagi pelaku parekraf yang lebih terdistribusi. Dengan demikian diharapkan akan terjadi peningkatan kunjungan yang cukup signifikan dari segi wisatawan mancanegara pada 2022.
"Fokus kita memang baru kepada wisatawan nusantara, tapi ini juga kesempatan kita untuk memastikan pariwisata ini dibuka dengan satu adaptasi protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," tuturnya.
Untuk wisawatan nakal alias tidak patuh terhadap protokol kesehatan, pemerintah akan memberikan sanksi, mulai dari peringatan maupun tindakan tegas seperti mendeportasi. Hal ini juga perlu disosialisasikan kepada pasar-pasar wisatawan yang sekarang sudah bersiap-siap, seperti Inggris, Jerman, India, Jepang dan juga Timur Tengah, termasuk juga Australia.
Sandi menekankan, lewat kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari kementerian dan lembaga hingga Pemerintah Daerah serta pihak swasta, dirinya berharap tercipta langkah terpadu dalam percepatan pemulihan sektor parekraf nasional.
"Kita harapkan pariwisata bisa segera bangkit, karena membangkitkan pariwisata sama dengan mengembalikan ekonomi kita. Dan prestige kita ini di Bali, setelah Bali mungkin bisa menyusul beberapa daerah lain seperti Kepulauan Riau, Batam dan Bintan maupun beberapa destinasi lainnya," kata dia.
Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait