JAKARTA, iNews.id - Tradisi Megeburan Bali Utara yang diperingati pada setiap tahunnya ini sangat unik sekali. Megeburan menjadi daya tarik tersendiri untuk masyarakat di luar Pulau Bali.
Setiap daerah tentunya memiliki tradisi yang sudah menjadi turun-temurun dari leluhur atau nenek moyang masing-masing suku. Tradisi di setiap daerah tentunya memiliki makna dan arti yang mendalam serta berguna untuk pelajaran jiwa.
Tradisi Megeburan ini masih dilestarikan masyarakat Bali Utara. Tradisi ini menjadi sangat menarik karena diikuti oleh sejumlah remaja perempuan. Salah satu daerah yang masih mengikuti tradisi ini yakni Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali Utara.
Megeburan yang berasal dari bahasa sehari-hari masyarakat Bali ini memiliki arti melempar air. Kegiatan lempar air ini dilakukan oleh para remaja perempuan sebagai bentuk rasa syukur dan berterima kasih kepada leluhur mereka karena telah selesai melakukan upacara piodalan.
Piodalan yang berasal dari kata wedal yang berarti lahir kembali. Upacara ini tidak dapat dipisahkan dari tradisi Megeburan. Sehingga makna dari kedua tradisi ini ialah lahir kembali dan menjadi suci.
Upacara Piodalan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bali ketika memperingati hari besar keagamaan. Upacara yang juga dikenal dengan Pujawali bertujuan untuk memuja Dewa Yadnya kepada Ida Sang Hyang Widhi.
Piodalan dianggap penting karena dilakukan di hari yang dianggap suci oleh masyarakat setempat. Akan ada seorang pemuka agama atau pendeta yang biasanya memimpin jalannya upacara Pujawali ini.
Selain itu, tradisi Megeburan ini memiliki arti yang mendalam. Setelah selesai Upacara Adat Piodalan para perempuan akan berendam di sumber air untuk melakukan pembersihan jiwa dan raga.
Jadi tidak heran jika para perempuan Bali akan banyak mengunjungi sumur air untuk mengikuti tradisi pembersihan jiwa. Masyarakat setempat percaya dengan pembersihan jiwa itu yang dimaksud adalah pembersihan tubuh dan pikiran dari hal-hal yang negatif.
Akan tetapi, tempat sumber air untuk melakukan Tradisi Megeburan ini bukanlah sumur air biasa. Para petinggi adat dan tokoh Agama Hindu di Bali akan menentukan sumber air yang memiliki nilai magis dan aura religi yang kental dan tinggi.
Keseruan akan semakin terasa ketika di tengah tradisi megeburan semua perempuan yang biasanya berjumlah puluhan akan mengejar satu orang pria yang paling disukainya untuk ikut melempar air di sumber air.
Tidak hanya itu, pria yang sudah tercebur ke sumber mata air itu akan ditelanjangi oleh seluruh perempuan yang ikut Tradisi Megeburan. Semua perempuan akan bersorak ceria ketika satu orang pria itu berhasil melepas seluruh pakaiannya.
Di sisi lain Tradisi Megeburan Bali Utara ini merupakan bentuk pengekspresian masyarakat Bali. Hal ini menunjukan bahwa sesungguhnya masyarakat Bali yang masih melakukan tradisi Megeburan ini merupakan masyarakat yang heboh dan seru.
Sebab kehebohan yang terjadi pada Tradisi Megeburan ini tentunya masyarakat yang berkunjung ke Bali akan sangat tertarik. Terlebih lagi di zaman yang modern ini, sudah tidak banyak tradisi leluhur yang dilakukan untuk pembersihan jiwa.
Tradisi yang semakin sedikit diketahui dan dilakukan ini seharusnya dapat diperkenalkan dan dilestarikan kembali. Sehingga para leluhur yang suci dan bijak tidak akan kecewa dengan generasi zaman sekarang.
Nah itu dia rangkaian kegiatan Tradisi Mageburan Bali Utara yang menyimpan arti tersirat yang menalam. Tentunya kalian yang berkesempatan berkunjung ke Bali pasti penasaran dan ingin menyaksikan tradisi megeburan itu kan?
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait