Aksara Bali berakar dari aksara Brahmi di India. (Foto: Dinas Kebudayaan Buleleng)

JAKARTA, iNews.id - Sejarah Aksara Bali menarik untuk diketahui. Aksara Bali atau yang dikenal juga sebagai Hanacaraka merupakan salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di Pulau Bali.

Melansir laman merajutindonesia.id, aksara Bali merupakan turunan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi, dan bersahabat dengan aksara Jawa. Aksara Bali digunakan untuk menulis dalam bahasa Bali, Sanskerta hingga Kawi.

Sejarah Aksara Bali tidak dapat dipisahkan dengan aksara yang berkembang di India karena perkembangan Aksara Bali dimulai dari masuknya Agama Hindu dan Budha dari India sampai ke Indonesia. 

Aksara Bali memiliki keistimewaan dibandingkan dengan aksara lainnya karena Aksara Bali tidak hanya digunakan untuk menulis Bahasa dan Sastra Bali, tetapi Aksara Bali juga digunakan sebagai lambang suci yang berhubungan dengan Agama Hindu. 

Akar paling tua dari aksara Bali adalah aksara Brahmi India yang berkembang menjadi aksara Pallawa di Asia Selatan dan Tenggara antara abad ke-6 hingga 8. 

Aksara Pallawa kemudian berkembang menjadi Aksara Kawi yang digunakan sepanjang periode Hindu-Buddha Indonesia antara abad ke-8 hingga 15.

Di berbagai daerah nusantara, Aksara Kawi kemudian berkembang menjadi aksara-aksara tradisional Indonesia yang salah satunya adalah aksara Bali.

Jenis Aksara Bali

Mengutip laman Dinas Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Buleleng, Pasang Aksara Bali adalah aturan yang digunakan untuk menulis aksara Bali.

Dalam penulisannya, Aksara Bali dibagi menjadi dua, yaitu Aksara Suara dan Aksara Wianjana. Aksara Suara berjumlah 6 aksara. Sedangkan Aksara Wianjana jumlahnya 18 aksara.

Berawal dari dua aksara tersebut, Aksara Bali dibagi menjadi tiga:

1. Aksara Wreastra adalah aksara yang digunakan untuk menulis Bahasa Bali biasa, seperti menulis urak, pipil, pangeling-eling dan yang lainnya.

2. Aksara Swalalita adalah aksara yang digunakan untuk menulis Bahasa Kawi, Bahasa Bali Tengahan, Bahasa Sansekerta dan digunakan untuk menulis Kidung, Kakawin Parwa dan Sloka.

3. Aksara Modre adalah aksara yang digunakan untuk menulis kadiatmikan (magic), dan menulis japa mantra.

Penggunaan aksara yang digunakan dalam menulis Aksara Bali juga dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Pangangge Suara, Pangangge Ardhasuara dan Pangangge Tengenan.
 
Pengangge Suara meliputi: Ulu, Ulu Sari, Pepet, Tedung/Tedong, Pepet Matedong, Taleng Tedong, Taleng Marepa, Taleng Marepa Tedong, Suku, Suku Ilut, Ulu Candra, dan Ulu Ricem. 

Sedangkan untuk Pengangge Asrdhasuara meliputi: Nania, Guwung, Guwung Mecelek, Gantungan la, dan Suku Kembung. 

Pangangge Tenganan meliputi: Cecek, Surang, Bisah dan Adeg-adeg. 


Editor : Reza Yunanto

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network