BALI, iNews.id-Kondisi posko pengungsian Gor Swecapura Klungkung nampak lengang. Sejumlah tenda nampak kosong dari pengungsi.
Para lansia masih tetap di pengungsian karena faktor keamanan. Sementara sejumlah pengungsi lainnya mulai meninggalkan posko pengungsian untuk pulang ke rumah.
Sejumlah keluarga yang berasal dari Desa Muncan juga nampak masih memilih menetap di pengungsian. Desa Muncan sendiri berada di zona krb 1 atau sekitar 10 hingga 12 Km dari kawah Gunung Agung.
Pengungsi yang memilih tetap berada di pengungsian karena merasa trauma. Mereka juga mengaku kesulitan sarana transportasi untuk mengungsi kembali jika Gunung Agung terjadi erupsi.
“Jika terjadi lagi (erupsi-red) kita kewalahan untuk mengajak orang tua dan anak kecil sebab tidak ada transportasi yang ada Cuma sepeda motor,” ujar salah satu pengungsi, Gusti Ngurah Oka, Bali, Kamis (2/11/2017).
Dirinya memilih menetap sampai kondisi Gunung Agung normal kembali. Apalagi, ketika kemarin pulang kampung untuk merayakan Hari Raya Galungan, mereka masih merasakan gempa.
Sekretaris BPBD Klungkung, Nyoman Suwista menyebutkan, di posko Gor Swecapura sendiri ada sekitar 300 jiwa yang masih bertahan dari 1.700 jiwa pengungsi. Namun dari laporan resmi pihak BPBD baru menerima sekitar 375 jiwa saja yang melapor mengenai rencana kembali ke desa masing-masing secara permanen.
Dia menuturkan, sisanya hanya meminta izin untuk pulang bersembahyang serangakaian Hari Raya Galungan dan akan kembali ke posko pengungsian besok. “Kemarin itu mereka bilangnya untuk Hari Raya Galungan,” ucap Nyoman Suwista.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait