JAKARTA, iNews.id - Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) yang digalakkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dapat mempercepat pencapaian SDGs desa khususnya di wilayah timur Indonesia.
Program Tekad ini dirancang Kemendes PDTT bersama International Fund for Agriculture Development (IFAD) dan telah terbukti membantu mempercepat pembangunan desa di Indonesia.
“Program Tekad harus bisa memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan ekonomi desa,” kata
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) akan mengawal secara langsung program Tekad hingga level implementasi di lapangan.
Menurutunya program tersebut sangat penting bagi akselerasi kesejahteraan warga desa di Indonesia Timur.
“Saya akan hadir dalam setiap tahapan. Karena saya tidak ingin program ini tidak berhasil maksimal. Kalau sekedar berhasil saja tidak menarik bagi saya. Tapi harus berhasil secara maksimal karena ini semua demi keluarga bangsa kita utamanya yang ada di Papua NTT, Maluku dan Maluku Utara,” kata Gus Halim saat membuka Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad di Denpasar, Bali, Rabu (12/4/2023).
Menurut Gus Halim, Program Tekad merupakan salah satu instrumen untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi dana desa dalam menurunkan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan kualitas sumber daya manusia, serta menekan tingginya kesenjangan. Karena itu, Program Tekad benar-benar memberikan dampak nyata bagi kelompok sasaran.
“Satu hal yang selalu saya tekankan harus ada yang diterima warga desa beban anggaran yang kita alokasikan harus banyak yang dibelanjakan untuk warga,” katanya.
Program Tekad menargetkan terjadi peningkatan penghasilan sekitar 412.300 rumah tangga dan memberi manfaat untuk 1.855.350 orang di 500 desa inti, 1.220 desa klaster di 25 kabupaten dari enam provinsi wilayah Indonesia Timur.
Oleh sebab itu, Halim menekankan diperlukannya kolaborasi yang baik antara kader kampung dengan pendamping desa di lapangan agar program tersebut berhasil melalui peningkatan status desa yang signifikan di wilayah sasaran program.
Menurut Gus Halim, prinsip tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia Timur.
Prinsip SDGs tercermin melalui program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) di wilayah timur Indonesia yang dilaksanakan sebagai hasil kolaborasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dengan International Fund for Agriculture Development (IFAD).
“Dalam program ini Kemendes PDTT bersama-sama dengan IFAD berusaha untuk mempercepat rencana tujuan pembangunan desa,” katanya.
Gus Halim mengingatkan agar setiap melaksanakan Program Tekad harus berdasarkan pada data mikro alias data berbasis SDGs Desa karena dinilai akan berhasil dalam mencapai setiap tujuan program serta tepat sasaran.
Selain itu ia juga meminta agar setiap Program Tekad dirancang berbasis masalah serta kebutuhan, bukan berbasis pada keinginan segelintir elit baik itu elit desa maupun elit kabupaten dan provinsi.
“Saya sangat berharap agar program ini bisa dinikmati oleh warga desa. Satu hal yang selalu saya tekankan harus ada yang diterima oleh warga desa, beban anggaran yang kita alokasikan harus banyak yang dibelanjakan untuk warga desa,” tegas Menteri Abdul Halim.
Country Director IFAD Hani Elsadani memastikan siap berkolaborasi dengan berbagai pihak dan akan selalu merespons prioritas pembangunan pemerintah untuk menghilangkan kesenjangan dan mengurangi ketidaksetaraan di Indonesia Timur.
“Program ini adalah untuk meningkatkan tata kelola lokal dan juga proses perencanaan desa inklusif untuk mencapai transformasi ekonomi desa yang lestari dengan membangun potensi lokal,” kata Hani.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait