DENPASAR, iNews.id - Tim Tangkap Buron (Tabur) Kejaksaan RI menangkap Hendro Nugroho Prawiro Hartono. Hendro merupakan seorang buron dan masuk ke DPO kasus pemalsuan surat jual beli Vila Bali Rich senilai Rp38 miliar.
Kasi Penkum Kejati Bali A Luga Harlianto mengatakan, dia ditangkap di kawasan Apartemen Akasa, Kota Tangerang pada Kamis (14/1/2021).
"Selanjutnya terpidana dibawa ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan hingga tim Tabur Kejati Bali melakukan penjemputan dan membawa terpidana Hendro ke Rutan Kelas II B Gianyar," kata Luga, Kamis (14/1/2021).
Luga menambahkan, setelah menempuh perjalanan udara, terpidana akhirnya tiba di rutan. Setibanya di Bandara Internasional Ngurah Rai, dia langsung dibawa menggunakan mobil tahanan.
"Dari hasil pemeriksaan, terpidana Hendro berperan sebagai penjual," kata dia.
Dalam kasus ini, kata Luga, Hendro sudah divonis empat tahun enam bulan penjara. Dia sudah menjadi DPO sejak akhir tahun 2020.
"Dia DPO Kejati Bali sejak Desember 2020," katanya.
Untuk diketahui, kasus pemalsuan kasus pemalsuan surat jual beli Villa Bali Rich senilai Rp38 miliar ini dilakukan enam orang. Empat orang ditangkap, satu orang menyerahkan diri dan satu lagi masih buron.
Kasus pemalsuan ini dilaporkan seorang pemilik vila di Bali bernama Hartati. Saat kasus ini berproses di Pengadilan Negeri Gianyar, hanya lima orang yang dinyatakan bersalah, sementara satu pelaku lagi dinyatakan onslag, yakni ada perbuatan tetapi bukan pidana.
“Oleh majelis hakim penahanan lima orang dialihkan menjadi tahanan kota,” katanya.
Usai divonis bersalah dan menjadi tahanan kota, para terpidana ini kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bali dan dinyatakan tidak bersalah, sehingga semuanya bebas.
Terkait putusan ini, jaksa kemudian mengajukan kasasi dan diterima. Kelimanya dinyatakan bersalah pada Juni 2020.
“Setelah putusan itu, Kejati Bali telah memanggil lima terpidana ini secara patut, yang satu orang berdomisili di Bali dan empat orang di luar Bali. Tanda terima juga ada ternyata panggilan itu tidak dipenuhi, hingga di bulan Desember lalu dinyatakan sebagai DPO,” kata Luga
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait