DENPASAR, iNews.id - Kasus stunting atau kekerdilan di Provinsi Bali mengalami penurunan 7,6 persen. Penurunan itu terjadi di masa pandemi Covid-19.
"Penurunan angka stunting tersebut berdasarkan sistem pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM)," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya di Denpasar, Jumat (14/8/2020).
Menurutnya ada tiga kabupaten di Bali yang menjadi fokus penurunan kasus stunting saat ini, yakni Bangli, Karangasem dan Buleleng.
Tiga kabupaten tersebut memiliki persentase kasus stunting cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Bali. Suarjaya menuturkan, persentase kasus stunting Bangli 11,0 persen, Karangasem 11,9 persen dan Buleleng 10,9 persen.
Suarjaya menambahkan, untuk persentase kasus stunting di wilayah Bali selama tiga tahun terakhir memang terus mengalami penurunan. Pada tahun 2018 tercatat sebesar 14,2 persen, tahun 2019 turun menjadi 10,8 persen dan tahun 2020 ini turun lagi menjadi 7,6 persen.
Menurutnya, upaya penanggulangan stunting di Bali tetap berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dengan tetap membuka Puskesmas untuk melayani ibu hamil dan melahirkan.
"Penanggulangan stunting pada masa pandemi masih terus dilaksanakan. Bumil mendapatkan pelayanan sama seperti sebelumnya dengan tambahan protokol Covid-19, bayi baru lahir dan balita juga sama menyesuaikan pedoman yang ada," ucapnya.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait