DENPASAR, iNews.id - Pemerintah Provinsi Bali masih menunda pembukaan mal. Pengelola mal juga khawatir dengan data PeduliLindungi yang diduga bocor sehingga rawan pemalsuan.
"Saya belum berani berjanji secara langsung terkait kapan akan dibukanya. Kami terus berupaya agar indikator pendukung menurunnya level 4 di Bali dapat tercapai," ujar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana di Badung, Sabtu (4/9/2021).
Pria yang akrab disapa Cok Ace ini mengatakan, Bali memberlakukan syarat ketat untuk pembukaan mal seperti provinsi lain yaitu sudah mengikuti vaksinasi.
Terkait dugaan kebocoran data PeduliLindungi, dia meyakini akan ada perbaikan dari pemerintah pusat sehingga pemalsuan sertifikat vaksin atau hasil PCR bisa terdeteksi.
"Itu kan masih di Jakarta. Tentu akan kita benahi," ujarnya.
Sementara itu Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bali memilih untuk menunda pelaksanaan uji coba aplikasi PeduliLindungi di berbagai mal. Salah satunya karena dugaan kebocoran data tersebut.
APPBI menilai, penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebenarnya membantu pengelola mal melakukan screening Covid-19.
"Sebenarnya data itu confidential dan tidak bocor. Data itu memudahkan kami melakukan screening," ujar Ketua APPBI Bali, Gita Sinarwulan.
Dengan adanya dugaan kebocoran data tersebut, APPBI memilih berhati-hati dan sementara menunda penerapan aplikasi PeduliLindungi untuk membuka mal.
"Kami tetap menunggu arahan pemerintah," tutur Gita.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait