BALI, iNews.id - Peristiwa konflik serangkaian gangguan keamanan yang melibatkan oknum penduduk pendatang di wilayah Jimbaran, Badung menjadi alarm penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat.
Meski kondisi kembali kondusif, hal ini memunculkan dorongan agar pola pembinaan dan pendataan penduduk semakin diperkuat guna mencegah munculnya gesekan di kemudian hari.
Anggota DPRD Badung Dapil Kuta Selatan Made Sudira menilai, insiden yang terjadi harus menjadi momentum memperkuat kolaborasi semua pihak. Menurutnya, gangguan keamanan sekecil apapun dapat memberikan potensi efek negatif bagi citra pariwisata dan keharmonisan sosial di Bali.
"Ini pekerjaan rumah kita bersama. Penguatan pembinaan pendatang harus kita dorong, agar tidak ada lagi gesekan, apalagi sampai menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Kita ingin situasi tetap kondusif, karena semua orang di sini sama-sama mencari penghidupan," kata Made Sudira, Kamis (4/12/2025).
Made Sudira mendorong aparat tokoh masyarakat dan desa adat untuk menghadirkan pola pembinaan yang humanis, terstruktur dan berkelanjutan. Pemahaman mengenai adat dan budaya Bali dinilai penting disampaikan, agar pendatang dapat menyesuaikan diri dan saling menghargai dengan warga lokal.
"Ini bukan soal siapa salah siapa benar. Kita ingin suasana tetap rukun. Jangan ada yang melindungi pelanggaran. Kita negara hukum. Jadi, semua harus diperlakukan dengan adil dan bijak," tuturnya.
Selain itu, Made Sudira menekankan pentingnya pendataan awal yang akurat terhadap penduduk non-permanen, termasuk kejelasan identitas dan pekerjaan. Sebab, dengan manajemen data yang baik, akan mencegah kesalahpahaman dan menciptakan rasa aman di masyarakat.
"Kalau dilakukan bersama, masalah ini tidak akan terulang. Kita harus menjaga Jimbaran dan Bali tetap damai," katanya.
Editor : Rizqa Leony Putri
Artikel Terkait