DENPASAR, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memayungi seorang bendesa adat dari Tabanan saat acara Simakrama dengan tokoh dan masyarakat Bali, di Taman Werdhi Budaya Art Centre, Kota Denpasar, Bali.
Pria bernama Nyoman Gedearse dipanggil Presiden maju ke atas panggung karena menyela pidato dengan kalimat sanjungan. "Ya Jokowi memang hebat." Akibat sahutan tersebut, pidato Jokowi sempat berhenti sejenak.
"Siapa tadi yang ngomong? Maju," kata Jokowi di sela-sela acara tersebut, Jumat (23/3/2019) malam.
Nyoman yang berada di barisan belakang di antara para hadirin pun diminta untuk maju dan naik ke atas panggung. Dia pun diminta Presiden memperkenalkan diri.
"Saya bisa bicara dulu. Merasa kebanggaan luar biasa. Bertemu dengan Pak Jokowi. Nama saya Nyoman Gedearse, tolong catat semua. Saya bekerja selaku Bendesa Adat, Desa Mundeh Kauh, kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan," kata Nyoman.
Jokowi kemudian menantang Nyoman bicara mengenai pandangannya soal NKRI. Tidak lama setelah itu, gerimis mulai turun. Pengawal Presiden pun sigap membawakan dua payung untuk Jokowi yang sedang berdiri bersebelahan dengan Nyoman.
Saat nyoman sedang asyik-asyiknya bicara mengenai persatuan dan kesatuan, serta menjunjung tinggi kebhinekaan, tiba-tiba hujan turun makin deras. Presiden Jokowi lalu memayungi Nyoman.
Semua yang hadir bertepuk tangan sementara Nyoman tampak kikuk dan menghentikan bicaranya. "Sudah diteruskan," kata Jokowi.
"Makanya kalau memang NKRI harga mati pilihlah Pak Jokowi," ujar bendesa adat tersebut.
Namun Jokowi langsung memutus pernyataan Nyoman. Dia mengatakan, kedatangannya malam ini bukan untuk berkampanye, sehingga jangan sampai ada unsur-unsur pilpres dalam acara tersebut.
"Saya enggak kampanye. Tapi kalau Bapak silakan. Jadi kalau untuk Bali apa kira-kira yang diperlukan ke depan?" lanjut Jokowi bertanya ke Nyoman.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait