Ilustrasi pemberian vaksin. (Foto: Antara)

DENPASAR, iNews.id - Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Bali, menggelar vaksinasi penyakit Japanese Encephalitis (JE), Kamis (1/3/3018). Langkah ini diambil dalam upaya mengantisipasi persebaran penyakit tersebut di wilayah Kota Denpasar.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Denpasar, dr. Ni Luh Putu Sri Armini di sela pelaksanaan vaksinasi JE di Denpasa menjelaskan, penyakit "Japanese Encephalitis" merupakan penyakit zoonosa yang dapat menyebabkan terjadinya radang otak pada hewan dan manusia. Penyakit tersebut bersifat arbovirus karena ditularkan oleh nyamuk, babi, dan burung rawa. Manusia bisa tertular virus JE bila tergigit oleh nyamuk "Culex Tritaeniorhynchus" yang terinfeksi virus tersebut.

"Nyamuk golongan Culex ini banyak terdapat di persawahan dan area irigasi serta biasa beraktivitas di malam hari. Kejadian penyakit JE pada manusia biasanya meningkat pada musim hujan. Penyakit ini telah menyebar luas di Asia bagian timur seperti Jepang, Korea, dan juga negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia," ujarnya.

Sri Armini menjelaskan, pemberian vaksinasi pada hari pertama menyasar kepada 16 sekolah antara lain tujuh SMP, empat SD dan empat TK. Adapun sekolah tersebut yakni SMPN 4 Denpasar, SMPN 12 Denpasar, SMP CHIS, SMP Tunas Harapan, SMP PGRI 1 Denpasar, SMP PGRI 3 Denpasar, SMP PGRI 8 Denpasar, SDN 2 Penatih, SD Muhammadyah, SD Al Azhar, SDN 12 Sanur, TK Negeri, TK Cipta Darma, TK Kumara Giri, TK Gitayam Kumara, dan TK Grand Bali Beach.

Dinkes Kota Denpasar dalam pelaksanaan vaksinasi ini menargetkan 185.726 orang berusia sembilan bulan hingga 15 tahun. Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menyasar 521 sekolah yang terdiri dari PAUD, TK, SD, dan SMP di seluruh wilayah Kota Denpasar, 471 posyandu, banjar-banjar, puskesmas dan rumah sakit.

Dalam kesempatan tersebut Sri Armini turut menginformasikan kepada para pemangku kepentingan hingga tingkat desa maupun dusun, untuk memberikan sosialisasi terkait dengan pelaksanaan vaksinasi JE tersebut. Selain itu, pihaknya juga turut mengimbau warga masyarakat untuk berperan aktif untuk ikut serta dalam vaksinasi JE agar tidak terkena virus.

"Kami berharap warga masyarakat pro-aktif dalam mengikuti vaksinasi guna mengurangi adanya kasus JE di Bali, khusus Kota Denpasar," ucapnya.

Di Indonesia, kasus penyakit itu pertama kali terkuak secara umum pada tahun 1960. JE banyak dilaporkan terjadi di daerah Bali. Perjalanan penyakit JE dibedakan menjadi tiga stadium. Pertama, stadium prodromal yang berlangsung selama dua hingga empat hari. Ditandai dengan panas yang mendadak, sakit kepala berat yang terkadang disertai keluhan mual dan muntah.

Selanjutnya stadium akut selama empat hingga tujuh hari. Pada stadium ini panas tetap tinggi dan tidak mudah diturunkan dengan obat penurun panas. Tapi terjadi kekakuan otot terutama pada otot leher.

Pada kasus yang lebih kronis kemungkinan dapat terjadi gangguan keseimbangan, kejang-kejang serta penurunan kesadaran mulai dari gelisah-mengantuk sampai koma (tidak sadar). Ketiga, stadium konvalesen atau tahap akhir. Stadium ini dimulai pada saat suhu tubuh kembali normal. Tanda-tanda neurologis bisa menetap atau cenderung membaik.


Editor : Himas Puspito Putra

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network